Rabu, 16 Agustus 2017

The President Directot Of Shariah Centre









 Markaz Syariah


Latar Belakang berdirinya Markaz Syariah adalah untuk mengantisipasi derasnya era globalisasi dan era modernisasi sehingga paham-paham keagamaan serta pemikiran tidak mudah dan berkembang di benak kaum muslimin,  terutama para pemuda-pemudi penerus dan pengganti tonggak kita punya negeri sekaligus mengobati para penderitanya.
Semuanya ini dikarnakan ketidak tahuan ilmu agama serta  pemahaman yang sempit dalam agama Islam.

Maka dari itu Markaz Syariah berdiri untuk menjadi garda terdepan dan berusaha membentengi bagi pemeluk Agama Islam yang beraqidah Ahlus Sunaah Wal Jama’ah dan menjalin silaturrahmi sesama Umat Islam walaupun dari berbagai Madzhab Islam. Dan memberikan informasi kepada seluruh lapisan element Bangsa bahwa Markaz Syariah adalah menjunjung toleransi dalam Umat beragama.Visi dan Misi

Markaz Syariah menjadi pusat Da’wah yang berkonsentrasi dengan madzhab ‘Asy’ari dan Syafi’i. tetapi mempelajari dan mengkaji dari madzhab-madzhab Islam yang lainnya serta mempersatukan Ummat dalam berbagai Madzhab.

Sebagai central berbagai disiplin Ilmu dan pengembangan berbagai dialog keagamaan. Serta sebagai central berkumpulnya para pemikir dan pemerhati agama Islam.

Markaz Syariah mempunyai Misi Sebagai central berbagai disiplin Ilmu dan pengembangan berbagai dialog keagamaan. Serta sebagai central berkumpulnya para pemikir dan pemerhati agama Islam untuk mengembangkan sumber daya dengan melakukan pengkajian berbagai disiplin Ilmu.

Pendiri

Al-Habib DR. Muhammad Rizieq Bin Husein Syhab Lc, MA


Kegiatan

Madrasah Syariah
Majelis Ta’lim
Majelis Dzikir
Majelis Silaturrahim
Majelis Musyawarah
Kajian Islam
Konsultasi Agama
Studi Banding
Perpustakaan Ummat
Kursus Falak
Kursus Faroidh
Pesantren Terbuka

The Grand Mufti Of Sultanate Of Sulu Darul Islam

...................................................


Habib Rizieq adalah anak kelima dari lima bersaudara[1], ia lahir di Jakarta pada tanggal 24 Agustus 1965 dari pasangan Habib Hussein bin Muhammad Shihab dan Syarifah Sidah Alatas[3]. Kedua orangtuanya merupakan orang Betawi keturunan Hadhrami[4]. Ayahnya, Habib Husein bin Muhammad bin Husein bin Abdullah bin Husein bin Muhammad bin Shaikh bin Muhammad Shihab (lahir sekitar 1920)[5] adalah salah seorang pendiri Gerakan Pandu Arab Indonesia yang didirikan bersama teman-temannya pada tahun 1937[6]. Pandu Arab Indonesia adalah sebuah perkumpulan kepanduan yang didirikan oleh orang Indonesia berketurunan Arab yang berada di Jakarta, yang selanjutnya berganti nama menjadi Pandu Islam Indonesia (PII)[4]. Ayahnya wafat pada tahun 1966 saat Rizieq berusia 11 bulan, sehingga sejak saat itu ia hanya diasuh oleh ibunya, Syarifah Sidah, dan tidak dididik di pesantren. Baru setelah berusia empat tahun ia mulai rajin mengaji di masjid-masjid dekat rumahnya. Sebagai orang tua tunggal, ibunya yang bekerja sebagai penjahit pakaian dan perias pengantin juga sangat memperhatikan pendidikan Rizieq serta membimbingnya dengan pendidikan agama.
Rizieq adalah seorang Habib atau Sayyid dengan klan Shihab (merujuk pada Shihabuddin Aal bin Syech) yang silsilahnya dapat ditelusuri sampai kepada Sayyidina Ali bin Abi Thalib melalui Imam Ahmad al-Muhajir. Sementara itu, istrinya yang bernama Syarifah Fadhlun juga merupakan keluarga Sayyid dari klan Aal bin Yahya.[5]

Pendidikan

Setelah lulus sekolah dasar pada tahun 1975 di SDN 1 Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat, pada tahun 1976 Rizieq melanjutkan sekolah menengahnya ke SMP 40 PejomponganJakarta Pusat. Namun karena jarak sekolah dengan rumahnya di Petamburan terlalu jauh, ia kemudian dipindahkan ke sekolah yang relatif lebih dekat dengan tempat tinggalnya, yaitu SMP Kristen Bethel Petamburan dan lulus tahun 1979[3]. Ia kemudian melanjutkan sekolahnya di SMA Negeri 4 Jakarta di Gambir, namun lulus dari SMA Islamic Village Tangerang pada tahun 1982[4].
Pada tahun 1983, Rizieq mengambil kelas bahasa Arab di Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA). Namun setelah satu tahun menempuh studi, ia mendapat tawaran beasiswa dari Organisasi Kerjasama Islam (OKI) untuk kuliah di Arab Saudi[7]. Ia pun melanjutkan program sarjana jurusan Studi Agama Islam (Fiqih dan Ushul Fiqh) ke King Saud University yang ditempuhnya selama empat tahun. Pada tahun 1990, Habib Rizieq dinyatakan lulus, lengkap dengan predikat Cum Laude[7].
Habib Rizieq sempat mengambil program pascasarjana di Universitas Islam Internasional Malaysia selama satu tahun, setelah itu ia kembali ke Indonesia sebelum magisternya selesai karena alasan biaya. Setelah beberapa tahun, akhirnya ia mampu melanjutkan pendidikannya di bidang Syari'ah dan meraih gelar Master of Arts (M.A.) pada tahun 2008 di Universitas Malaya[8] dengan tesis berjudul "Pengaruh Pancasila Terhadap Pelaksanaan Syariat Islam di Indonesia".[9]
Pada tahun 2012, Habib Rizieq kembali ke Malaysia dan melanjutkan program pendidikan doktor dalam program Dakwah dan Manajemen di Fakultas Kepemimpinan dan Pengurusan Universiti Sains Islam Malaysia(USIM)[10]. Saat ini ia sedang menyelesaikan disertasinya yang berjudul "مناهج التميز بين الأصول والفروع عند أهل السنة والجماعة" (Perbedaan Asal dan Cabang Ahlussunah Wal Jama'ah) di bawah pengawasan Prof. Dr. Kamaluddin Nurdin Marjuni dan Dr. Ahmed Abdul Malek dari Nigeria.[11]

Aktivitas

Pada tahun 1992 sebelum kembali ke Indonesia, Habib Rizieq bekerja sebagai guru SMA selama sekitar satu tahun di Arab Saudi setelah menyelesaikan studi sarjananya di King Saud University. Selain memberikan ceramah agama, Sepulangnya ke tanah air Habib Rizieq juga menjadi kepala sekolah Madrasah Aliyah di Jamiat Kheir Sampai tahun 1996. Ketika dia sudah tidak lagi menjadi kepala sekolah, dia masih aktif mengajar di sekolah sebagai guru Fiqih atau Ushul Fiqh[4]. Pengalaman organisasinya dimulai saat ia menjadi anggota Jamiat Kheir. Ia pernah menjabat sebagai anggota Dewan Syariah di BPRS At-Taqwa, Tangerang. Ia juga adalah ketua sejumlah Majelis Taklim Jabotabek[3].

Front Pembela Islam

Habib Rizieq Shihab mendeklarasikan berdirinya Front Pembela Islam pada tanggal 17 Agustus 1998 di Pondok Pesantren Al-Umm, Tangerang[12]. Front Pembela Islam adalah sebuah organisasi massa Islam yang berpusat di Jakarta[13]. Selain beberapa kelompok internal yang disebut sebagai Sayap Juang, FPI juga memiliki kelompok Laskar Pembela Islam[14], kelompok paramiliter yang dianggap kontroversial karena melakukan aksi penertiban terhadap kegiatan-kegiatan yang dianggap maksiat atau bertentangan dengan syariat Islam terutama pada masa Ramadan[15].
Pada tanggal 30 Oktober 2008, Habib Rizieq divonis 1,5 tahun penjara terkait kerusuhan pada tanggal 1 Juni di Monas karena terbukti secara sah menganjurkan orang lain dengan terang-terangan dan dengan tenaga bersama-sama untuk menghancurkan barang atau orang lain[16] sesuai dengan Pasal 170 ayat (1) jo Pasal 55 KUHP[17].

Keluarga

Habib Rizieq Shihab menikah pada tanggal 11 September 1987 dengan Syarifah Fadhlun bin Yahya[4]. Dari pernikahannya tersebut Habib Rizieq dikaruniai seorang putra dan enam putri: Rufaidah Shihab, Humaira Shihab, Zulfa Shihab, Najwa binti Rizieq Shihab, Mumtaz Shihab, Fairuz Shihab, dan Zahra Shihab[18].

Karya

Buku

  • Hancurkan Liberalisme, Tegakkan Syariat Islam, 2011.[19]
  • Wawasan Kebangsaan Menuju NKRI Bersyariah, 2012.[20]
  • Dialog FPI, Amar Ma'ruf Nahi Munkar[21]

Karya lain

  • Kumpulan Shalawat yang disusun oleh Habib Muhammad Rizieq Shihab[18]

Penghargaan

Pada tanggal 19 Maret 2009, Habib Rizieq dinobatkan oleh Sultan Sulu sebagai Mufti Agung Kesultanan Sulu Darul Islam[22] dengan gelar Datu Paduka Maulana Syar'i Sulu disingkat DPMSS.[23]

The Great Imam Of Islamic Defender Front

 Fpi







ARTI LAMBANG FPI


Lambang FPI menggambarkan tasbih yang saling terhubung, dua kalimat basmallah dengan motif bulan, kalimah toyyibah dengan motif bintang dan teks FPI yang berfungsi sebagai simbol dari ormas ini.
Tasbih berfungsi sebagai tempat kedua yang di dalamnya diisi oleh
kalimah toyyibah dan basmallah.
Warna putih yang menjadi dasar lambang diartikan sebagai kesucian dan kebenaran dari agama islam yang menjadi tuan rumah bagi FPI.
Tasbih memberikan makna
tentang kesucian dari 99 nama Tuhan dalam islam (asmaul husna).
Mata Satu berbeda dengan Segitiga, Dan terlalu berlebihan menghubungkan lambang mata satu dajjal dengan Lambang FPI karena di dasari rasa benci.
Buat mereka yang masìh ngotot menuduh, Datangkan kepada Kami Dalil Satu saja (Al Qur'an, Hadits, Ijma', Qiyas, Istihsan, Qoul Sahabat, Maslahah Mursalah, Amal Ahli madinah, Sa'du Zddara'i, Istihab, 'Urf, Syar'u Man Qoblana, maupun pendapat ulama' mu'tabar) bahwa Segitiga adalah Lambang Dajjal ?